[ X ] Close

Minggu, 02 Oktober 2011

Survei Membuktikan, Citra Politikus Bobrok!

JAKARTA - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) dalam surveinya menyebutkan adanya penurunan terhadap citra politikus di mata publik.

Disebutkan dari hasil survei, hanya 23,4 persen yang menggap citra positif terhadap politikus, sementara sebanyak 51,3 persen citra politikus dinilai buruk.

"Trus terhadap politisi sat ini sangat rendah. Mayoritas sebanyak 51,3 persen menyatakan politikus bekerja buruk. Hanya 23,4 presen yang menyatakan kerja politisi saat ini baik," kata Peneliti LSI, Adrian Sopa di kantor LSI , Jakarta Timur, Minggu (2/10/2011).

Adrian mengatakan, survei tersebut menurun sebanyak 21 persen dibandingkan pada pada 2005 yang menilai kinerja kinerja politikus relatif baik 44,2 persen.

Adrian menambahkan sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dalam survei ini. "Survei ini dilakukan dengan cara metode sampling random. Dan sebanyak 2,9 persen margin eror," tambahnya.

Para responden sebanyak 1.200 beralasan di tingkat politik pusat sebanyak 19 anggota DPR dan amantan anggota DPR telah ditahan dalam kasus cek pelawat Miranda Goeltom. Wakil rakyat dinggap melakukan korupsi berjamaah, berkomplot bersama-sana.

"Banyaknya kepala daerah, anggota DPR, mantan anggota DPR, menteri, mantan menteri terlibat kasus korupsi," tandasnya.

Indah Pilih Jadi Madu Anggota Dewan Ketimbang PNS

SIDOARJO - Indah, staf Sekretariat DPRD Sidoarjo yang dijadikan istri kedua oleh anggota DPRD Sidoarjo, Jawa Timur, Mashuri akhirnya dipecat. Pemecatan itu dilakukan karena PNS tidak diperbolehkan menjadi istri kedua.

Informasinya, surat pemecatan ditandatangi Bupati Sidoarjo H Saiful Ilah pada awal September. Sehingga, setelah surat pemecatan tersebut keluar Indah harus menanggalkan baju PNS-nya. “Surat pemecatan Indah sudah saya tanda tangani awal September lalu, sebelum saya berangkat Lemhanas,” ujar Saiful Ilah, di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Minggu (2/10/2011).

Saiful Ilah menjelaskan, surat pemecatan itu ditandatangani setelah dia menerima rekomendasi pemecatan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Inspektorat Wilayah Kabupaten (Itwilkab). Sebenarnya, pemecatan itu bisa dikatakan ditangguhkan oleh bupati. Sebab, bupati tidak tega memecat seseorang dari pekerjaan. Namun di sisi lain, sebagai pimpinan kepala daerah harus menegakkan aturan dan akhirnya menandatangani surat pemecatan itu.

Rekomendasi pemecatan itu sudah keluar beberapa bulan setelah perkara itu ramai, beberapa bulan lalu. Namun, oleh bupati belum juga ditandatangani. “Tapi dari BKD dan Itwilkab terus mendesak, kalau tidak ditandatangani saya yang salah. Sebagai pimpinan saya harus menegakkan aturan,” papar pria yang akrab disapa Abah Ipul tersebut.

Terpisah, Kepala BKD Sidoarjo, Sri Witarsih saat dikonfirmasi membenarkan jika Indah yang menjadi istri kedua Mashuri telah dipecat. Pemecatan itu dilandasi aturan yang ada, sebab sebagai PNS tidak boleh menjadi istri kedua.

“Aturan itu tertuang dalam Pasal 4 ayat 2 PP No 10 Tahun 1983 junto PP 45 Tahun 1990. Sanksinya, mulai peringatan, pembinaan hingga yang paling berat adalah pemecatan dari PNS. Jadi kita menjalankan aturan yang ada,” urai Sri Witarsih.

Sekadar diketahui, pernikahan Mashuri anggota Komisi D DPRD Sidoarjo dengan staf Sekwan, Indah mencuat pada Februari lalu. Persoalan ini akhirnya ditangani BKD dan Indah sempat dimintai klarifikasi. Mengenai hasil dari pemeriksaan BKD, persoalan ini akhirnya diserahkan ke Itwilkab.

Kala itu Mashuri mengakui jika dirinya telah menikahi Indah dan semua itu dilandasi karena menurut dia poligami tidak dilarang. Namun, untuk bisa menjadi istri kedua wakil rakyat harus dibayar mahal oleh Indah, sebab dia harus rela menanggalkan baju PNS-nya yang sebenarnya tidak mudah untuk bisa menjadi PNS bagi kebanyakan orang.

Sayangnya, Mashuri yang menjadi Sekretaris Komisi D DPRD Sidoarjo saat dihubungi terkait istri keduanya yang dipecat dari PNS mengaku tidak tahu. Dia mengaku, semuanya diserahkan kepada Allah SWT. “Ya banyak berdzikir aja, semuanya saya serahkan kepada Allah SWT,” ujarnya.

Sekretaris Dewan (Sekwan) Endang Soesijanti saat dihubungi melalui telepon selulernya tidak diangkat. Informasi yang diperoleh, Ny Indah yang belum genap setahun bergabung di Setwan, masih masuk kerja, pada Sabtu (1/10) saat acara paripurna Pembacaaan Surat masuk dan Penyampaian Nota Penjelasan Raperda Perubahan APBD 2011.

Beberapa staf Setwan mengakui kalau masih melihat Indah masuk kerja beberapa hari terakhir. Namun, mereka mengaku tidak tahu menahu apakah yang bersangkutan sudah dipecat. “Itu kan urusan masing-masing. Tapi kasihan juga kalau dipecat, sebab tidak mudah lho menjadi PNS,” ujar sumber di DPRD Sidoarjo.

Gubernur Sumut Tinjau Lokasi Pesawat Jatuh

MEDAN - Empat hari paska jatuhnya pesawat cassa 212-200 milik PT Nusantara Buana Air di kawasan Hutan Bahorok, Langkat, Sumatera Utara, Gubernur Gatot Pujanugroho melakukan peninjauan udara ke lokasi kejadian.

Dalam peninjauan tersebut, Gatot bersama Komandan Lapangan Udara Polonia Medan, Kolonel Abdul Rasyid, menggunakan helikopter milik Basarnas. Helikopter bergerak dari Posko Basarnas di Lapangan Udara Polonia Medan.

Selain meninjau lokasi jatuhnya pesawat, nantinya Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujanugroho juga akan melakukan peninjauan ke Posko Basarnas di Bahorok.

"Kalau wawancara nanti ya, saya tinjau lokasi dulu," kata Gatot di Lanud Medan, Minggu (1/10/2011).

Sebelumnya, pesawat berpenumpang 14 orang dan empat kru pesawat tersebut, mengalami kecelakaan pada Kamis pagi. Namun, hingga saat ini, evakuasi ke-18 orang awak yang meninggal belum bisa dilakukan karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan sulitnya membangun helipad di dekat lokasi jatuhnya pesawat.

Masih Syok, Anak Kapten Famal Terus Pantau Berita di TV

JAKARTA - Keluarga Kapten Famal Ishak, pilot pesawat Cassa 212-200 PT Nusantara Buana Air, pesawat yang jatuh di kawasan hutan Geleng Pintu, Gunung Sinambah, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu, masih tak kuasa menerima kabar duka.

Seperti yang dikatakan Lubis, kakak Nuraida Lubis, istri Famal, masih belum bisa bercerita banyak soal iparnya ini.

"Kita masih berduka, istrinya juga masih belum bisa banyak cerita," katanya saat ditemui okezone di rumah duka, Komplek Polri, RT 07/05, nomor F-1, Cipinang Atas, Cipinang, Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Hal senada juga dikatakan Albert, Ketua RT setempat. Ia mengatakan tak hanya istrinya, anak terakhir Famal, Taris juga masih dalam keadaan terpukul.

"Sejak nonton TV soal kecelakaan pesawat, yang dipiloti suaminya, dia masih syok," katanya.

Hingga kini, Nuraida terus menunggu perkembangan terbaru dari TV. "Dia masih nungguin di depan TV, soalnya masih tidak percaya," lanjut Albert.

Tak hanya Nuraida, Taris, anak terakhir pasangan Famal dan Nuraida juga begitu. Ia tak kuasa menerima kabar duka ini.

"Taris, pas liat berita pesawat jatuh itu sampai sekarang jadi pendiam, dia syok banget, Kasihan dia hanya bisa menunggu perkembangan terbaru dari TV," cerita Albert yang bersama tetangga lain terus memberikan support kepada keluarga Kapten Famal.

Seperti diketahui, pesawat Cassa 212-200 jatuh di kawasan hutan Geleng Pintu, Gunung Sinambah, Bahorok, Langkat, Sumatera Utara, kemarin pagi.

Tingginya kecepatan angin diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat. Pesawat Cassa membawa sedikitnya 18 orang penumpang berikut kru.

KPK Dapat Memanggil Paksa Pimpinan Banggar DPR

JAKARTA- Komisi Pemberantsaan Korupsi (KPK) diminta untuk memanggil paksa pimpinan Badan Anggaran (Banggar) DPR yang diperiksa terkait dengan kasus dugaan korupsi proyek di Kemenakertrans.
Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, KPK dalam hal ini dapat meminta bantuan Polri untuk memanggil paksa Pimpinan Banggar DPR, Olly Dondokambey dan Wakil Ketua Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Tamsil Linrung.

"Hal ini dilakukan bila anggota Banggar menolak panggilan KPK, bila perlu Polri yang menjemput secara paksa," kata Neta S Pane, Ketua Presedium Indonesian Police Watch (IPW), dalam siaran pers kepada okezone, Minggu (2/9/2011).

Menurut Neta, permintaan Pimpinan DPR untuk menunda rencana pemanggilan pimpinan Banggar sangat aneh dan terkesan melindungi. "Hal itu terkesan hanya untuk melindungi sesama kolega,"katanya.

Neta juga menegaskan jika pemanggilan KPK bisa mengganggu rapat pembahasan RAPBN 2012, fraksi harus mengganti anggota Banggar yang diperiksa dengan anggota baru.

"Di DPR itu ada 550 anggota dan Banggar seharusnya tidak tergantung dengan segelintir orang," paparnya.

Sebaliknya jikak DPR memanggil anggota Banggar untuk rapat koordinasi, lanjut Neta, KPK harus hadir dalam rapat tersebut.

"Kehadiran itu umtuk menghormati DPR dan UU, serta untuk menunjukkan jiwa besar KPK," tegasnya.

6 Jenazah Dievakuasi, Keluarga Histeris di Adam Malik

MEDAN - Keluarga korban kecelakaan pesawat Cassa 212-200 milik PT Nusantara Buana Air di kawasan hutan Bahorok, sudah memadati RSUP Adam Malik Medan, Minggu siang.

Para keluarga menunggu kedatangan jenazah korban yang tengah dievakuasi. Informasi menyebutkan, enam jenazah diantaranya satu anak-anak sudah diberangkatkan dari Posko Bahorok menuju RSUP Adam Malik Medan dengan menggunakan ambulans.

Tim Disaster Victim Indentification (DVI) sudah menyediakan delapan peti jenazah untuk para korban.

Dr AKBP Hascaryatmo, Ketua DVI Sumut mengatakan, sejumlah dokter forensik diturunkan untuk melakukan identifikasi korban. Dirinya belum dapat memastkan berapa lama proses identifikasi berlangsung, karena belum melihat kondisi jenazah.

Untuk memudahkan identifikasi, pihaknya juga sudah meminta sejumlah data kepada keluarga korban seperti kartu identitas, pakaian yang dipakai korban saat berada di pesawat, serta foto.

"Kita akan mencocokkan data dari keluarga korban dengan jasad korban untuk mengeluarkan sertifikat kematian," katanya di Posko DVI, RSUP Adam Malik Medan, Minggu (2/10/2011).

Hingga saat ini, tim SAR masih terus melakukan proses evakuasi jenazah di lokasi jatuhnya pesawat nahas berpenumpang 14 orang dan empat kru tersebut. Enam jenazah sudah dalam perjalanan dari Langkat menuju Medan, Sumatera Utara.

Terorisme dan Runtuhnya Harga Diri Bangsa

Aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, membuktikan bahwa gerakan radikalisme di Indonesia masih terus berlangsung. Jaringan terorisme yang sempat dilumpuhkan oleh aparat kepolisian, ternyata tetap berkeliaran membangun komunitas dan sasaran baru yang lebih strategis dan menjanjikan.

Ledakan bom yang terjadi di Solo pastilah merupakan bagian dari jaringan yang sangat rapi dan terorganisasi secara sistematis. Peristiwa itu menjadi bukti bahwa bahaya terorisme masih merupakan sesuatu yang nyata di negeri ini, baik secara laten maupun manifestasi. Tak ubahnya seperti gempa bumi, di negeri ini potensi gerakan terorisme ada dan nyata. Untuk itu, jaringan radikalisme yang bersifat violence harus ditemukan dan dibongkar secara tuntas dengan segera.
Hal ini mencerminkan bahwa terorisme sebagai gerakan radikal memiliki jaringan kuat karena mampu mengecoh kewaspadaan aparat kepolisian dalam mengantisipasi indikasi terjadinya aksi teror bom di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, aparat kepolisian seolah tak berdaya dan mati suri dalam mencegah tindakan kekerasan dengan menggunakan rakitan bom yang diledakkan di tempat-tempat ibadah.

Oleh sebab itu, aparat kepolisian harus mengungkap tuntas siapa jati diri pelakunya dan jaringan gerakan, sekaligus antek-antek intelektual di balik aksi terorisme itu. Pasalnya, mustahil peledakan bom itu dilakukan seorang diri. Mereka harus ditindak tegas untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.

Semakin mencuatnya aksi teror yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, mengindikasikan bahwa kaderisasi gerakan radikal terus berlangsung pasca-tewasnya tokoh-tokoh penting dalam jaringan terorisme. Dengan kata lain, kaderisasi gerakan radikal ini memang masih terus berlangsung sedemikian cepat, karena ruang gerak di masyarakat untuk menyebarluaskan ajaran radikal cukup terbuka lebar.

Republik Teroris

Pertanyaannya adalah, apa dosa negeri ini, ketika persoalan terorisme yang melanda kita tidak bisa diatasi. Mungkinkah negeri ini sudah dikutuk menjadi “republik teroris”, karena terus ditimpa dinamika persoalan yang terus mengalir? Adakah harapan dan optimisme yang tetap kita junjung tinggi untuk menyelami dan menghayati hikmah dibalik tindakan kekerasan aksi teror bom yang terjadi di bumi pertiwi tercinta?

Di tengah bangsa lain sudah berbenah dan memperbaiki kondisi stabilitas negerinya, negeri ini masih tertatih-tatih untuk sekadar keluar dari amukan teror. Di manakah letak kesalahan negeri ini, sehingga persoalan terorisme terus-menerus berkembang pesat?

Kalau kita mengacu pada teori antropologi, bangsa ini tergolong sebagai the defeated culture. Sebuah bangsa yang ditakdirkan Tuhan untuk selalu kalah. Akan tetapi, teori ini kemudian dibantah, karena Tuhan tidak mungkin mengubah nasib satu kaum, bila mereka tidak mengubah nasibnya sendiri.

Teori ini sejalan dengan apa yang dinyatakan Komaruddin Hidayat (2006), bahwa bangsa ini telah terjerat kubangan “self-destroying nation” ( bangsa yang menghancurkan dirinya sendiri). Kendati kita tidak menghendaki bangsa ini menghancurkan dirinya sendiri, namun sebutan sebagai republik teroris patut direnungkan kita bersama. Pasalnya, republik ini memang akrab dengan terjadinya teror bom dan selalu menjadi persoalan utama bagi keamanan bangsa untuk terlepas dari tindakan terorisme yang terus berlanjut.

Runtuhnya Harga Diri Bangsa

Dalam konteks ini, saya akan menyoroti dan menimbang harga diri bangsa yang cukup memilukan sehingga kita tidak terserabut oleh politisasi dan hegemonisasi pembangunan ala Barat yang lebih bernuansa hedonistik dan konsumeristik. Ketika harga diri bangsa tercabik-cabik oleh negeri asing, langkah apa yang harus kita lakukan untuk mematahkan dan membendung anggapan negatif tersebut? Bagaimana strategi alternatif untuk membendung tindakan kekerasan yang menimpa bangsa?
Pada titik ini, kemerdekaan dan kemandirian menjadi jamian ideal untuk terlepas dari kubangan ketergantungan dan aroma ketidakpuasan maupun opsi untuk melakukan tindakan teror, sehingga tidak jarang kita mengorbankan harga diri bangsa kita. Dengan dalih untuk mempertahankan harga diri, tidak jarang seseorang atau sebuah bangsa mengorbangkan harta asal harga dirinya dapat terpelihara.

Saat ini pun dalih seperti itu semakin bermunculan di tengah tantangan dan ancaman terorisme merebak dalam kehidupan masyarakat. Bahkan, para elite politik kita kerapkali mengorbankan harga diri bangsa dengan landasan ego dan arogansi yang berlebihan demi kemulusan memperoleh jabatan, kekuasaan, kekayaan, maupun popularitas.

Salah satu faktor kegagalan bangsa ini terlepas dari kubangan persoalan, terutama semakin derasnya aksi teror adalah karena kita tidak memiliki mental sebagai bangsa yang teguh dan tegar. Kekuatan mental bangsa kita harus terus dipupuk dan dibina secara berkelanjutan agar bisa menghadapi segala tantangan dan ancaman di masa depan.

Membangun Kebersamaan

Oleh karena itu, kita harus bulatkan tekat dan jernihkan hati serta pikiran untuk merancang bangunan keindonesiaan yang sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita. Yakinlah bahwa kita masih punya harapan dan idealisme untuk membendung benturan peradaban, agama, politik, maupun etnis di antara kita. Selanjutnya, kita harus percaya, bahwa bangsa ini memiliki keunggulan, karena diberi anugrah dan karunia yang luar biasa oleh Tuhan.

Bangsa kita memang tengah menghadapi problem akut nan krusial. Terlebih lagi bila dihadapkan pada persoalan aksi terorisme dan arogansi sukuisme yang sering terjadi di negeri kita tercinta. Kita dituntut untuk menghilangkan kesenangan dan kenikmatan sesaat, apalagi sampai mengorbankan harga diri dan memutus ikatan emosional kita sebagai satu kesatuan yang utuh.

Dengan demikian, kita harus yakin bahwa bangsa kita pasti terlepas dari jeratan persoalan yang menghantam identitas dan harga diri bangsa. Pluralitas bangsa patut dijadikan lompatan luar biasa untuk menyatukan persepsi dan rasa solidaritas antar sesama, sehingga nilai-nilai kebangsaan akan tetap tertanam dengan baik.

Itulah mengapa, persatuan dan kesatuan nasional baik yang bernuansa struktural maupun kultural (solidaritas sosial) yakin bisa dipertahankan di negeri ini, sebab bangsa ini memang didirikan atas dasar falsafah non-primordialisme, melainkan atas dasar rasa penderitaan yang sama (sense of common suffering).

Jangan pernah kita biarkan negeri ini terpecah berkeping-keping, hanya karena menonjolnya kepentingan sektoral, kedaerahan, dan juga kepentingan kelompok. Dalam hal ini yang kita kembangkan adalah constructive pluralism, bukan menerapkan minority by force atau minority by will.

Mohammad Takdir Ilahi, Alumnus UIN Sunan Kalijaga dan Staf Riset The Mukti Ali Institute Yogyakarta.

Menilik Desa Tape di Pinggir Semarang

Sebuah desa di bagian Selatan Kota Semarang, memiliki keunikan dalam membuat makanan dengan bahan dasar tape. Sebagian besar warga menggantungkan hidup dari tape, maka desa tersebut dipanggil Desa Tape.

Desa yang sebetulnya bernama Desa Talun Kacang di Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunung Pati ini memang merupakan penghasil panganan tape singkong.

Belum begitu banyak orang yang mengetahui tentang sejarah Desa Tape ini, karena memang bukan tapelah kuliner yang terkenal di Semarang. Di Talun Kacang ini sebagian besar warganya adalah pembuat tape handal.

Mantan ketua Rw 3 Desa Talun Kacang, Kasmani, mengaku memang warganya ini mendapat warisan cara pembuatan tape dari leluhur mereka.

"Moyang mas yang menurunkan ilmu membuat tape, sampai sekarang ini. Mereka masih menjaga cara bagaimana membuat tape agar nikmat dimakan, selain itu ada rasa khas yang tidak bisa ditiru oleh tempat lain di luar Desa Tape ini. Saya juga nggak tahu mas kenapa bisa beda," jelas Kasmani yang baru saja menyerahkan jabatannya kepada Kariadi untuk memimpin sekira 150 kepala keluarga di desa ini.

Di Talun Kacang ini, warga membuat tape dengan bahan dasar singkong yang juga mereka tanam sendiri. Seolah desa ini seperti tak pernah tidur. Saki (60), warga sekitar, mengaku proses pembuatan tape memang tidak pernah putus.

"Pagi hari sekira pukul 6, kami berangkat ke kebon singkong untuk mencari singkong yang sudah bisa diolah. Lepas itu kami bersihkan satu persatu, setelah dikupas. Kemudian kami baru kukus selama 1 sampai 2 jam, barulah kami dinginkan," cerita Saki.

"Setelah beberapa jam didinginkan, menjelang sore kami baru bisa memberi ragi di singkong olahan itu. Setelah itu barulah singkong kami simpan untuk proses peragian hingga tengah malam, untuk kemudian kami bawa ke pasar pada saat Subuh menjelang. Keluarga kami melakukan itu secara bergantian, siapa yang ke kebun dan siapa yang ke pasar, sudah ada tugas masing masing," tutur Saki yang semua anggota keluarganya saling membantu.

Sawiyah, istri Saki, juga salah satu pembuat tape yang cukup handal. Kini dia sudah mulai membuat berbagai macam makanan ringan dengan bahan dasar tape.

"Saya tidak mau hanya berhenti sampai di tape saja mas, saya ingin membuat jenis makanan lain tetapi yang bahan dasarnya tape. Beruntung ada pihak Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang mau membantu saya dan beberapa warga lain dalam hal pengolahan tape," kata ibu beranak 4 ini.

"Kami biasanya membuat cake, dodol, trol dan permen tape mas, tapi yang paling laris adalah dodol. Hari raya pesanan dodol tape selalu saja besar jumlahnya. Sayang di Talun Kacang ini tidak banyak warga yang mau membuta makanan dari tape ini, mereka lebih suka membuat tape saja,"sesal Sarwiyah.

Usaha Sarwiyah mengajak tetangga-tetangganya untuk mengolah tape menjadi makanan lain sudah dilakukannya. Biasanya arisan warga dan rapat PKK, tempat dia memberikan pengetahuan tentang pengolahan tape menjadi makanan lain dan sekaligus mengajak mereka untuk membuat usaha sepertinya. Padahal sering kali dirinya mendapat order dalam jumlah besar, namun tidak sanggup memenuhi pesanan karena kurang tenaga.

Diakui oleh Sarwiyah, pihak pemerintah Kota Semarang masih belum benar-benar memberikan bantuan kepada mereka yang mempunyai usaha ini. Bantuan datang justru dari mereka non pemerintah.

Sarwiyah berharap uluran tangan pemerintah dapat mereka terima, bukan saja dalam bentuk uang, tapi mungkin juga dalam bentuk pengadaan peralatan dan pemasaran atau promo.

Tak Manusiawi Mengungkung Hasrat Seksual Napi

JAKARTA - Milana Anggraeni, istri terpidana kasus mafia pajak Gayus Tambunan tengah hamil besar saat ini. Hal tersebut kemudian menimbulkan spekulasi di masyarakat, bagaimana Milana bisa hamil, padahal suaminya sudah selama kurang lebih 17 bulan mendekam di penjara. Jika memang itu anak Gayus, maka pertanyaan lain pun muncul, dimana mereka melakukan hubungan suami istri?

Tapi yang jelas, menyusul kabar ini, Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar langsung hadir dengan gagasan lama. Dia mengaku tengah mengkaji untuk menambah fasilitas khusus di Lapas, berupa ruang untuk melakukan hubungan seks bagi para Napi yang telah berkeluarga di penjara.

Gagasan Patrialis ini menuai banyak opini, ada yang mengkritiknya sebagai gagasan yang aneh, ada yang menganggapnya hanya menjadi tambang baru pungutan liar di dalam Lapas, namun ada pula yang setuju dengan gagasan ini.

Lantas, sebenarnya seberapa penting keberadaan fasilitas ini bagi warga Lapas sendiri?

Berikut wawancara okezone dengan Psikolog Teddy Hidayat pada Rabu (13/9/2011), terkait urgensi direalisasikannya gagasan tersebut.

Bagaimana tanggapan Anda mengenai gagasan Menkumham untuk menambah fasilitas ruang bercinta bagi Napi yang telah berkeluarga, di dalam Lapas?

Saya rasa gagasan ini cukup menarik, selama ini kan di dalam Lapas itu jenis kelaminnya sama, pria dikumpulkan bersama pria, wanita dengan wanita. Sementara manusia itu adalah makhluk biologis yang butuh penyaluran hasrat seksual dengan lawan jenis. Tidak manusiawi mengungkung hasrat ini. Tapi kalau menteri punya ide itu semestinya didukung bukti dari hasil penelitian yang memadai.

Seberapa mendesakkah kebutuhan Napi untuk melakukan hubungan seksual ini dipenuhi?

Secara naluriah, mereka yang sudah menikah dan berada di kisaran usia 30-40 tahun saja, rata-rata melakukan hubungan suami istri 1-2 kali dalam semingggu. Bisa dibayangkan jika mereka dipenjara, praktis aktivitas yang biasa dilakukan ini terhenti. Kalau hanya satu sampai dua bulan saja dipenjara, mungkin masih bisa menahan untuk tidak berhubungan seksual. Namun bagaimana dengan mereka yang dipenjara berpuluh-puluh tahun. Makin lama mereka akan makin bingung bagaimana menyalurkannya.

Lantas akibatnya?

Sudah menjadi rahasia umum terjadi hubungan seksual dengan sejenis, di dalam Lapas. Mengingat, memang tidak ada lawan jenis yang dikumpulkan bersama di sana. Tapi itu bukan berarti homoseksual, tapi memang keadaan saja yang memaksa demikian. Penyimpangan perilaku ini yang harus diteliti. Pemerintah tidak boleh menutup mata dengan fakta ini. Pasalnya, jika dibiarkan saja, selain tidak manusiawi, aktivitas ini juga besar resiko terhadap penularan penyakit, seperti HIV/AIDS. Di Nusakambangan kondisi ini pasti lebih parah, karena para tahanan disana rata-rata dihukum dalam jangka waktu lama, bahkan saya tahu ada yang seumur hidup. Penyediaan kondom di Lapas juga saya lihat minim. Memang dengan menyediakan kondom di Lapas kesannya melegalkan hubungan sejenis, namun hal itu lebih baik untuk mencegah penyakit menular.

Apa yang harus diperhatikan jika fasilitas ini jadi direalisasikan?

Tentunya pengaturannya harus diperhatikan dengan baik. Kalau nantinya mereka pakai harus bayar, ini harus diawasi agar tidak menjadi sumber korupsi. Lalu harus dibuat penjadwalan untuk para Napi ini, supaya adil, jangan sampai ada yang kebagian ada yang tidak. Teknisnya harus bekerja sama dengan petugas kesehatan dan psikiater yang dapat mengklasifikasikan mana Napi yang butuh segera dan mana yang belum, jadi bisa tepat pengaturan jadwalnya. Selain itu yang lebih penting adalah memastikan hanya Napi yang sudah berkeluarga yang bisa memanfaatkan fasilitas ini, tentu dengan istri sahnya. Jangan sampai disalahgunakan Napi dengan menyewa perempuan.

Pakde Karwo: Saya Pilih Ngopi Ketimbang Jadi Menteri

MADIUN- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berencana mereshuffle kabinet Indonesia Bersatu Jilid II sebelum 20 Oktober 2011. Rencana itu pun langsung menimbulkan spekulasi tentang nama-nama yang bakal menduduki kursi calon menteri baru dalam kabinet pemerintahan SBY itu.

Nama Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, disebut-sebut sebagai calon menteri dalam Reshuffle mendatang. Benarkah Pakde Karwo masuk dalam bursa calon menteri tersebut?

Meski tidak membantah, Soekarwo menjawab kabar tersebut dengan canda tawa. “Enggak, enggak, saya pilih ngopi bareng Pak Wali (Walikota Madiun) dan Wartawan,” kata Soekarwo di acara pameran Budaya di Madiun, Kamis (29/9/2011).

Ketika didesak apakah Pakde Karwo masuk ke dalam bursa Menteri, Pakde Karwo tak mengiyakan ataupun membantahnya.

Soekarwo memang dianggap sebagai calon kuat untuk menduduki posisi Menteri, khususnya Menteri Dalam Negeri. Soekarwo selama ini dikenal sebagai kader Partai Demokrat. Dia menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. 

Densus 88 Periksa Intensif Beni Asri

JAKARTA - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap seorang terduga teroris di Solok, Sumatera Barat, pada Jumat 30 September lalu. Dia diduga termasuk dalam DPO teroris Cirebon.

"Penangkapan di Solok atas nama Beni Asri, DPO bom di (Mapolresta) Cirebon," kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam kepada okezone, Minggu (2/10/2010).

Anton enggan berkomentar banyak terkait penangkapan tersebut. Namun Polri berjanji akan mengungkap mata rantai jaringan tersebut sekaligus identitas para pelaku begitu pemeriksaan dan data telah lengkap.

"Kita punya waktu satu minggu untuk mendalaminya. Sabar, nanti kalau sudah selesai kita sampaikan hasilnya," tandas mantan Kapolda Jatim ini.

Sebelumnya, Beni Asri (26) ditangkap di wilayah Jorong Kasiak, Nagari Koto Sani, Kabupaten Solok, Sumatera Barat pada Jumat 30 September lalu saat hendak melaksanakan salat Jumat.

Dia diduga masih terkait jaringan teroris Cirebon kelompok Muhammad Syarif pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz Zikra Mapolresta Cirebon pada April silam.

"Anggota DPR" Nyambi Jualan BlackBerry Ilegal

JAKARTA – Lika-liku anggota DPR selama ini kerap menjadi sorotan. Para wakil rakyat ini selalu dikaitkan dengan sesuatu yang negatif. Namun, mereka juga kerap menjadi korban kejahatan di dunia maya.

Kali ini, Anggota Komisi II DPR dari Fraksi Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa, menjadi korban hacker di jejaring sosial Facebook miliknya. Hacker tersebut menjadikan akun Facebook Agun sebagai penjual barang-barang elektronik.

Bahkan, di Facebook atas nama Agun Gunandjar Sudarsa tersebut, sang hacker menuliskan bahwa Agus memiliki kenalan petinggi bea cukai untuk membeli sederet alat elektronik dengan harga jauh lebih murah.

“Kemarin sempat beli ma kluarga di bea cukai alat elektronik.. brupa laptop merk apple macbook pro dan toshiba. juga ipad..kirain china..ternyata asli made in USA. mantap barangnya..klo ada yg minat silahkan d inbx aja.nanti aq kasih no hp yg puny barang..dia petinggi di bea cukai.bb onix dan tourch=1,5juta/unit .kamera =2 ......juta/ unit kl toshiba =2,5juta. ipad nya=2,5 juta/unit..klo apple macbook pro=3 juta/unit,” tulis hacker yang mengatasnamakan Agun di status Facebook-nya.

Untuk mengelabui Facebookers, hacker juga terkadang mengupdate status Agun dengan testimoni politik dan menyoroti kehidupan sosial layaknya seorang anggota DPR. Ironisnya, beberapa Facebookers masih percaya kalau hacker tersebut adalah Agun yang dikenal vokal dalam kasus Bank Century.

Saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya, Agun sendiri tidak menjawab. Namun, dia sudah mengklarifikasi hal tersebut di situs miliknya www.kangagun.com.

Klarifikasi tersebut bertuliskan “Jika rekan-rekan Facebookers membuka Facebook atas nama Agun Gunandjar Sudarsa sebagaimana profil dalam Fb, mohon dibantu BLOKIR! Fb tersebut telah di-hack & disalahgunakan utk promosi barang2 elektronik .kadang akun FB ini suka online dan menyapa untuk basa-basi sampai kemudian minta pulsa dan atau sebagainya.untuk diketahui saya tidak pernah mengaktifkan online chat di FB”

Hmm, ada-ada saja…

Sepekan Paska Dibom, Gereja GBIS Gelar Kebaktian

SOLO - Sepekan paska insiden bom bunuh diri, Gereja Gethel Injil Sepenuh Kepunton (GBIS) Solo kembali dibuka untuk umum. Pagi ini ratusan jemaat gereja kembali mengikuti kebaktian Minggu.

Walaupun masih trauma, jemaat terlihat khusuk mengikuti kebaktian. Hanya saja ratusan jemaat masuk ke gereja yang berlokasi di jalan Arif Fahman Hakim melalui pintu samping sebelah barat. Sementara itu tampak sejumlah anggota Banser GP Ansor PBNU dan polisi berjaga di sekitar gereja.

Kebaktian ini adalah kegiatan kebaktian gereja yang pertama setelah kejadian tersebut dan sempat dialihkan ke gereja lain.

Ratusan jemaat memulai kebaktian Minggu pagi tepat pukul 06.00 WIB. Seperti biasa sebelum masuk mereka melakukan resgistrasi di pintu gereja. Dalam kebaktian ini para jemaat tampak larut dalam puji-pujian.

Bagi Daniel, jemaat gereja GBIS meski mengaku sempat takut namun insiden bom tidak banyak mempengaruhi kegiatan ibadah. Sementara menurut Widyo Hermawan, pengurus GBIS, jumlah jemaat meningkat drastis pasca insiden bom bunuh diri dan persatuan antar jemaat semakin kuat.

Selain digelar pukul 06.00 WIB, kebaktian Minggu di gereja GBIS juga digelar pukul 09.00 WIB dan pukul 17.00 WIB.

Kemenhub Bantah Pesawat Cassa Sempat Lost Contact

JAKARTA - Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Herry Bakti membantah pernyataan yang menyebutkan komunikasi antara Pilot pesawat Cassa 212 yang jatuh di kawasan Bahorok, Sumatera Utara, dengan menara pengawas sempat terputus.
"Hal itu tidak mungkin, karena kontak tidak mungkin putus pada medan yang berat," kata Herry saat ditemui di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tanggerang, Minggu (2/9/2011).

Herry juga menjelaskan pada saat saat jatuh pesawat Cassa 212 tidak dalam kecepatan 100 knots. Pada kecepatan tersebut, daya tahan tubuh manusia tidak dapat menahannya.

"Kecepatan seperti itu, tidak mungkin daya tahan tubuh manusia dapat menahannya,"terangnya.

Herry menambahkan saat jatuh di sekitar Bahorok kondisi cuaca kurang bagus.

"Cuaca tidak bagus, kota Cane juga berada di balik bukit barisan,"ujarnya.

Lebih lanjut, Herry menerangkan kalau saat ini Tim Komite Nasional Keselamatan transportasi (KNKT) saat ini tengah mengumpulkan data.

"Tim sudah berada di lokasi, diharapkan evakuasi secara bertahap selesai,"ungkapnya.

Terkait keberadaan 4 orang yang masih terjepit di badan pesawat, Herry mengatakan 4 orang tersebut telah dievakuasi, dan saat ini tengah di bawa ke Posko Bahorok. "Korban dibawa ke posko sebelum dibawa ke rumah sakit,"tambahnya.

Sebelumnnya diberitakan PT Nusantara Buana Air (NBA) membantah adanya kontak dari Pilot Cassa 212 yang jatuh di kawasan Bahorok, Sumatera Utara, pada Kamis 29 September lalu.(ctr)

Mekanik Pesawat Cassa Sempat Mengeluhkan Cuaca

MEDAN - Nico Matullesi (70), mekanik pesawat Cassa 212-200 milik PT Nusantara Buana Air, sempat mengeluhkan cuaca buruk yang terjadi saat melakukan penerbangan dari Medan menuju Kuta Cane, sehari sebelum kecelakaan terjadi.

Stevani, istri korban mengisahkan, sehari sebelum kecelakaan, suaminya sempat mengeluhkan cuaca buruk. Nico yang saat itu berada di Kuta Cane, memang akhirnya berhasil mendarat di Medan pada Rabu sore.

"Rabu itu dia bilang, cuacanya buruk. Tapi dia minta pada Tuhan untuk memberi waktu untuk tetap melayani (ibadah). Kami Rabu, sekira pukul setengah tujuh malam, masih bisa berdoa sama," katanya di rumah duka, Jalan Sei Padang Gang Sipirok, Medan, Sumatera Utara.

Menurutnya, sebelum kepergian suami tercintanya itu, tidak ada firasat buruk yang dirasakan keluarga. "Tidak ada firasat buruk kami sebelum dia pergi," lanjut Stevani sambil menangis.

Nico Matullesi, merupakan mekanik senior. Sebelum bergabung di PT NBA pada tiga tahun lalu, Nico sempat bekerja di Maskapai Garuda Indonesia dan Smac. Nico meninggalkan seorang istri dan dua anak, Victor Matullesi dan Steven Matullesi.

Tokoh Lintas Agama Dukung GKI Yasmin

JAKARTA - Sejumlah tokoh agama dan aktivis berkunjung ke Gereja Kristen Indonesia (GKI) Yasmin, Bogor, yang dilarang digunakan untuk kegiatan beribadat karena Wali Kota Bogor Diani Budiarto, membekukan Izin Mendirikan Bangunannya.

Kunjungan ini sebagai aksi solidaritas, karena tindakan Wali Kota dinilai sewenang-wenang dan diskriminatif terhadap minoritas, mengingat Mahkamah Agung (MA) telah memutuskan agar pembekuan IMB dicabut.

Demikian disampaikan Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor, Nusron Wahid, kemarin. Selain Nusron, hadir dalam acara ini mantan Ibu Negara Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD, Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim, mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih, Romo Benny Susetyo, politikus PDI-P Maruarar Sirait, dan perwakilan sejumlah organisasi kemahasiswaan, seperti HMI, GMKI, PMII, dan GMNI.

Dalam kesempatan ini Nusron menyatakan saat ini banyak pejabat yang mengkhianati arti Pancasila, karena mengesampingkan toleransi antarumat beragama. “Dalam kasus GKI Yasmin jelas menggambarkan adanya pemikiran dan gerakan anti keberagaman,” ujarnya.

Senada dengan Nusron, Ifdhal Kasim juga menyayangkan sikap Wali Kota Bogor Diani Budiarto yang tidak menjalankan putusan MA mengenai sengketa GKI Yasmin. Menurutnya, hal itu merupakan preseden buruk di mana seorang pejabat publik tidak memberi contoh kepada masyarakat mengenai keputusan hukum.

Dia menambahkan, kasus GKI Yasmin sudah selesai secara hukum. Sikap wali kota yang seperti itu akibat kontrol yang tidak baik dari DPRD. “Tidak boleh menjadi preseden di mana otoritas MA dikalahkan oleh kepentingan kecil. Wali kota harus patuh dengan hukum. DPRD seharusnya mengontrol wali kota,” tandasnya.
 
© Copyright 2035 Hukum Kriminal dan Politik
Theme by Yusuf Fikri